Kalungan/Lamaran - Chinese Tradition
Hi!
Di blog kali ini, saya mau berbagi pengalaman tentang acara kalungan/lamaran. Semoga blog ini bisa membantu kalian yang bingung sedang mempersiapkan pernikahan. Sebenarnya keluarga kami berdua juga tidak ada yang sampai tahu jelas bagaimana proses kalungan ini seharusnya dilakukan.
Jadi saya akan share apa yang saya tahu dan apa yang dilakukan pada acara kalungan saya.
Saya dan calon suami saya kebetulan sama-sama keturunan Chinese atau etnis tionghua. Maka keluarga kami berdua memutuskan untuk mengadakan lamaran formal dengan adat Chinese walaupun calon suami saya sudah propose secara personal (dengan diamond ring, dan asking the question 'will you marry me'?)
Seharusnya objective/tujuan dari acara lamaran ini adalah :
1. memperkenalkan keluarga dari dua belah pihak
2. menyampaikan keinginan/keseriusan pihak pria untuk menikahi pihak wanita
3. menentukan tanggal pernikahan dan pembagian biaya pernikahan dan sangjit
Oh iya harus diingat ya, lamaran ini berbeda dengan sangjit/tunangan. Jadi ada dua acara wajib yang harus dilakukan oleh calon mempelai sebelum menikah yaitu lamaran (kalungan) dengan maksud untuk menentukan tanggal pernikahan, dan lalu tunangan (sangjit) yaitu acara dimana keluarga mempelai pria memberikan hantaran/seserahan dengan maksud menunjukkan bahwa keluarga pria siap dan mampu membiayai si calon pengantin wanita setelah menikah. Mungkin untuk sangjit akan saya tulis di blog selanjutnya.
Untuk saya, acara ini tidak terlalu formal karena kedua keluarga sudah kenal dan juga kami sudah punya tanggal pernikahan dan sudah book gedung/venue. Jadi acaranya hanya formalitas kalungan, dan mungkin untuk inform kakek dan nenek saya yang juga tinggal dirumah.
So, saya akan share apa saja yang dilakukan di acara kalungan saya.
Acara dilakukan di rumah saya pada pagi hari pukul 11.00. Di rumah saya ada kakek, nenek, papa, mama, kakak laki-laki, dan tante saya (adik papa yang tinggal di rumah). Selain orang rumah, kami juga mengajak kakak laki-laki saya yang paling tua yang sudah menikah dan berkeluarga untuk juga turut datang ke rumah untuk acara ini. Jadi include kakak paling tua beserta istri dan anaknya, ada 10 orang yang telah menanti datangnya keluarga calon suami saya. Karna kebetulan acara lamaran ini seminggu sebelum imlek, maka rumah saya juga sedang didekorasi nuansa chinese new year. Kami sekeluarga juga mengenakan pakaian berwarna cerah. Saya sendiri memakai dress casual selutut berwarna merah,
Pada pukul 11.00 pagi, rombongan keluarga calon suami saya pun tiba. Selain orang tua dan adik perempuannya, ia juga membawa om (kakak dari mami nya) beserta istri, dan tante (adik dari papinya) beserta suaminya. Mereka datang berdelapan dengan membawa jeruk dan apel.
Acaranya sebenarnya berjalan sangat casual, tidak banyak tata cara yang dilakukan. Setelah rombongan calon mempelai pria datang, acara dimulai dengan perkenalan dan obrolan-obrolan basa basi ringan, seperti...
Lalu acara kalungan dimulai.
1. Orang tua dari calon suami saya menyatakan maksud kedatangan (ingin meminang anak perempuan).
2. Setelah itu, mami dari calon suami saya memasangkan kalung didampingi oleh calon suami saya.
3. Lalu sesi foto-foto singkat di rumah saya.
4. Acara dilanjutkan dengan makan-makan di restoran Chinese di dekat rumah (karna saya males ribet masak-masak di rumah)
Sudah, acarapun selesai.
Mungkin karna kita sekarang sudah hidup di era yang modern, acara seperti ini sudah tidak terlalu strict. Tapi namanya budaya, culture, memang harus terus di turun temurunkan ya, agar tidak hilang. Sekian sharing saya tentang proses kalungan/lamaran, semoga membantu!
Di blog kali ini, saya mau berbagi pengalaman tentang acara kalungan/lamaran. Semoga blog ini bisa membantu kalian yang bingung sedang mempersiapkan pernikahan. Sebenarnya keluarga kami berdua juga tidak ada yang sampai tahu jelas bagaimana proses kalungan ini seharusnya dilakukan.
Jadi saya akan share apa yang saya tahu dan apa yang dilakukan pada acara kalungan saya.
Saya dan calon suami saya kebetulan sama-sama keturunan Chinese atau etnis tionghua. Maka keluarga kami berdua memutuskan untuk mengadakan lamaran formal dengan adat Chinese walaupun calon suami saya sudah propose secara personal (dengan diamond ring, dan asking the question 'will you marry me'?)
Seharusnya objective/tujuan dari acara lamaran ini adalah :
1. memperkenalkan keluarga dari dua belah pihak
2. menyampaikan keinginan/keseriusan pihak pria untuk menikahi pihak wanita
3. menentukan tanggal pernikahan dan pembagian biaya pernikahan dan sangjit
Oh iya harus diingat ya, lamaran ini berbeda dengan sangjit/tunangan. Jadi ada dua acara wajib yang harus dilakukan oleh calon mempelai sebelum menikah yaitu lamaran (kalungan) dengan maksud untuk menentukan tanggal pernikahan, dan lalu tunangan (sangjit) yaitu acara dimana keluarga mempelai pria memberikan hantaran/seserahan dengan maksud menunjukkan bahwa keluarga pria siap dan mampu membiayai si calon pengantin wanita setelah menikah. Mungkin untuk sangjit akan saya tulis di blog selanjutnya.
Untuk saya, acara ini tidak terlalu formal karena kedua keluarga sudah kenal dan juga kami sudah punya tanggal pernikahan dan sudah book gedung/venue. Jadi acaranya hanya formalitas kalungan, dan mungkin untuk inform kakek dan nenek saya yang juga tinggal dirumah.
So, saya akan share apa saja yang dilakukan di acara kalungan saya.
Acara dilakukan di rumah saya pada pagi hari pukul 11.00. Di rumah saya ada kakek, nenek, papa, mama, kakak laki-laki, dan tante saya (adik papa yang tinggal di rumah). Selain orang rumah, kami juga mengajak kakak laki-laki saya yang paling tua yang sudah menikah dan berkeluarga untuk juga turut datang ke rumah untuk acara ini. Jadi include kakak paling tua beserta istri dan anaknya, ada 10 orang yang telah menanti datangnya keluarga calon suami saya. Karna kebetulan acara lamaran ini seminggu sebelum imlek, maka rumah saya juga sedang didekorasi nuansa chinese new year. Kami sekeluarga juga mengenakan pakaian berwarna cerah. Saya sendiri memakai dress casual selutut berwarna merah,
Pada pukul 11.00 pagi, rombongan keluarga calon suami saya pun tiba. Selain orang tua dan adik perempuannya, ia juga membawa om (kakak dari mami nya) beserta istri, dan tante (adik dari papinya) beserta suaminya. Mereka datang berdelapan dengan membawa jeruk dan apel.
Acaranya sebenarnya berjalan sangat casual, tidak banyak tata cara yang dilakukan. Setelah rombongan calon mempelai pria datang, acara dimulai dengan perkenalan dan obrolan-obrolan basa basi ringan, seperti...
Lalu acara kalungan dimulai.
1. Orang tua dari calon suami saya menyatakan maksud kedatangan (ingin meminang anak perempuan).
2. Setelah itu, mami dari calon suami saya memasangkan kalung didampingi oleh calon suami saya.
3. Lalu sesi foto-foto singkat di rumah saya.
4. Acara dilanjutkan dengan makan-makan di restoran Chinese di dekat rumah (karna saya males ribet masak-masak di rumah)
Sudah, acarapun selesai.
Mungkin karna kita sekarang sudah hidup di era yang modern, acara seperti ini sudah tidak terlalu strict. Tapi namanya budaya, culture, memang harus terus di turun temurunkan ya, agar tidak hilang. Sekian sharing saya tentang proses kalungan/lamaran, semoga membantu!
Komentar
Posting Komentar